Assalamu'alaikum…apa kabar buat calon
suamiku...
Semoga Allah sentiasa merahmati dan memberkati dirimu yang tidak
pernah kutemui, namun doaku tidak pernah putus mengiringi setiap langkahmu demi
meraih keridhaanNya.
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seindah perhiasan dunia adalah wanita
yang solehah,"
Alhamdulillah, itulah anjuran Islam melalui Rasulullah SAW yang kita cintai. Pilihlah wanita yang mampu menyejukkan
pandanganmu dan juga rumah tangga muslim yang bakal dibina saat menikah nanti.
"Dinikahi seorang wanita karena empat perkara, karena hartanya,
keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah agamannya, maka
beruntunglah kedua tanganmu". Itulah sebuah pijakan utama buatmu memilih
calon isteri. Sebuah pijakan utama itu telah menjadi hafalanku sejak aku
beranjak dewasa.

Saat diriku rela
pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin
engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang,
dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku,
ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku.
Bukankah
sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat
ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan,
dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab,
“Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki
itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya
maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai
calon suamiku.
Wahai calon suamiku,
Jika harta yang engkau idamkan, maka ketahuilah diriku bukanlah orang yang
berada. Tiada harta yang dapat kupersembahkan dalam ijab-kabul kita nanti.
Tiada harta sebagai jaminan bahwa engkau akan menikmati sedikit kesenangan
apabila ijab-kabul telah dilafazkan.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir". (QS Ar Ruum: 21)

Jika keturunan yang engkau dambakan, ketahuilah bahwa aku hanyalah manusia
biasa dari keluarga yang biasa pula. Namun apa yang pasti. Aku adalah keturunan
yang mulia, ayahanda adalah Nabi Adam as dan bunda Siti Hawa as, sama seperti
mu.
"…Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Jika Allah menolong kamu, Maka tak
adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak
memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)
dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakkal. (QS. Ali Imran: 159-160)
Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahwa
engkau juga tidak terlepas seperti manusia yang lainnya. Ketahuilah wahai calon
suamiku, jika kecantikan itu yang engkau inginkan dari diriku, maka engkau
telah salah langkah.Tiada kecantikan yang terlihat orang lain yang dapat
kuperlihatkan padamu. Telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan
ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Engkau hanya akan sia-sia jika
hanya menginginkan kecantikan lahiriah semata.

Dan aku tidak dapat menjanjikan, bahwa aku mampu membahagiakan rumahtangga kita
nantinya, karena aku memerlukan engkau untuk bersamaku untuk menegakkan dakwah
islam ini, dan aku merelakan diri ini menjadi penolongmu untuk membangunkan
sebuah rumah yang semoga kelak selalu dihujani rahmatNya, Allahu Rabbi.
Mencari ilmu agama secara bersama, marilah kita jadikan pernikahan kita nanti sebagai
risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama,
tetapi berbekal ilmu agama yang ada ini, aku ingin menjadi isteri yang sentiasa
mendapat keridhaan dari Allah dan suamiku. Hal itu tak lain untuk memudahkan
aku membentuk rumah tangga muslim antara aku, engkau dan anak-anak kita
nantinya untuk dibina dan diberikan pendidikan dengan ketaatan kepada Allah
SWT. Aku pun hanya akan bercita-cita untuk bisa bergelar pendamping solehah
bagi sang suami, seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari
pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu". (QS An Nisa: 1)
Calon Suamiku yang dirahmati Allah
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka". (QS. An Nisaa: 34.)
Aku yakin bahwa engkau adalah pemimpin untuk diriku dan anak-anakku sebagai
pewaris dakwah Islam. Maka, jadikanlah pernikahan ini nantinya sebagai asas
pembangunan iman, bukannya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan
ikatan pernikahan sebagai hawa nafsu semata.Semoga diriku dan dirimu sentiasa
didampingi rahmat dan keridhaanNya. Lakukanlah tanggungjawabmu itu dengan nilai
kesabaran, dan ketabahan. Semoga kita akan menjadi salah satu daripada jamaah
menuju ke surga, insya Allah.
Ketahuilah wahai calon suamiku, bahwa aku tidak pernah mendambakan mas kawin
yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam menilai arti kita dipertemukan
Allah atas dasar agama. Cukuplah seandainya, maharku adalah sebuah qalam mulia,
Al-Quran, karena aku meyakini qalam itu mampu memimpin rumahtangga kita untuk
meraih keridhaanNya bukan kekayaan dunia yang bersifat hanya sementara.

Duhai Calon Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima
dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan
dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka?
Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan
bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang
berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta
orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim].
Kudoakan bahwa
engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku
adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada
waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila
engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan
tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat
putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat
putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri
kita dan bertakwa kepada Allah.
Bantulah aku dalam memperjuangkan dakwah Allah ini melalui pernikahan, karena
ia adalah tempat untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku, insyaAllah.
Akhlakmu yang terdidik indah oleh ibu bapak dan orang sekelilingmu, itulah yang
aku harapkan daripada harta duniawi yang ingin kau sediakan untukku. Lihatlah
rumahtangga Rasulullah SAW, terkadang sebulan pernah dapurnya tidak berasap
karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Namun, walau begitu
susahnya, rumahtangga Rasulullah SAW tetap menjadi rumahtangga yang paling
bahagia, yang tidak ada bandingnya hingga hari ini.
Rabbana hablana min azwajina wa zuriatina
qurrata a'yuni wa aj'alna lil muttaqina imama. bismillahi tawakaltu alALLAH,
lahaulawala quata illa billa hiil aliyul azim...
Wahai
TUHANku, sesungguhnya aku serahkan perihal jodoh pertemuanku, ajal mautku di
tangan mu wahai ZAT yang sempurna. yang terbaik di sisimu adalah yang terbaik
disisiku kerana ENGKAU maha mengetahui sedang aku tidak mengetahui. jadikan
bagiku isteri yang solehah, zuriat yang soleh, matikan kami dalam nikmat iman
dan nikmat Islam. jangan ENGKAU tarik kembali setelah kami diberi hidayah wahai
TUHAN yang penyayang.